Surealisme, dalam banyak karakteristik, merupakan kelanjutan dari gerakan
seni pendahulunya yang dikenal sebagai Dada, yang didirikan di tengah
berkecamuknya Perang Dunia I (1914-1918). Terhentak oleh kenyataan kehancuran
besar-besaran dan melayangnya begitu banyak nyawa yang diakibatkan perang,
motivasi-motivasi para Dadais secara kuat bersifat politis: untuk mengejek
kebudayaan, pemikiran, teknologi, bahkan seni. Mereka percaya bahwa keyakinan
apapun akan kemampuan kemanusiaan untuk mengembangkan diri melalui seni dan
kebudayaan, khususnya setelah penghancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya
akibat perang, adalah naif dan tidak realistis. Sebagai akibatnya, para Dadais
menciptakan karya menggunakan ketidaksengajaan, kemungkinan, dan apapun yang
menekankan pada irasionalitas kemanusiaan: contohnya, menulis puisi-puisi
dengan serpihan-serpihan cukilan dari koran yang dipilih secara acak, berbicara
dengan kata-kata tak masuk akal keras-keras, dan mendaulat obyek sehari-hari
sebagai karya seni. Program surealis adalah pengembangan dari Dada, tapi
menaruh lebih banyak pandangan positif secara esensial pada pesan negatif Dada
.
Surealisme berasal
dari dua kata yaitu sur artinya bawah, dan realis artinya nyata, seperti
kejadian didalam mimpi.
Surealisme ialah gerakan
budaya yang bermula pada pertengahan tahun 1920-an.
Surealisme merupakan seni dan penulisan yang paling banyak dikenal. Karya ini
memiliki unsur kejutan, barang tak terduga yang ditempatkan berdekatan satu
sama lain tanpa alasan yang jelas. Banyak seniman dan penulis surealis yang
memandang karya mereka sebagai ungkapan gerakan filosofis yang pertama dan
paling maju. Karya tersebut merupakan artefak, dan André Breton mengatakan
bahwa surealisme berada di atas segala gerakan revolusi. Dari aktivitas Dadaisme,
surealisme dibentuk dengan pusat gerakan terpentingnya di Paris. Dari tahun 1920-an
aliran ini menyebar ke seluruh dunia. Surealisme memengaruhi film seperti Angel's Egg dan El Topo.
dalam
catatan program yang menjelaskan balet PARADE , yang merupakan karya kolaboratif
oleh JEAN COCTEAU , ERIK SATIE, PABLO PICASSO dan LEONIDE MASSINE : "Dari persekutuan baru ini, hingga sekarang, perlengkapan
dan kostum panggung di satu sisi dan koreografi di sisi lain hanya ada persekutuan pura-pura di antara mereka, terjadi
sejenis super-realisme ('sur-réalisme') di Parade, di mana saya melihat
titik mula serangkaian manifestasi semangat baru ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar